Jangan Remehkan Sakit Perut
Sepele Tapi Mengganggu
Sesuai dengan namanya, irritable bowel syndrome adalah suatu kelainan yang sifatnya cukup mengganggu, yang menyerang daerah usus besar. “Sebelumnya, Anda perlu membedakan antara IBS dengan satu gangguan lainnya yang bernama inflammatory bowel disease (IBD). IBD adalah suatu gangguan fungsional yang terjadi di daerah usus besar, yang bila diteropong dengan colonoscopy akan terlihat adanya kerusakan sel,” jelas Dr. Imran. “Tetapi, dalam kasus IBS, bila dilakukan pemeriksaan colonoscopy, tidak akan ditemukan kerusakan apa pun.”
Gejala atau keluhan yang menyertai IBS antara lain adalah sakit perut atau kram perut, sembelit atau diare selama beberapa hari, perut yang kembung, dan juga mulas. “Keluhan ini bisa datang silih berganti. Misalnya saja, Anda menderita diare dan sembelit bergantian. Keluhan ini datang tanpa adanya kelainan organ. Bukan karena adanya infeksi, diet makanan tertentu, atau minum obat,” papar Dr. Imran. Keluhan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa berkaitan dengan riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya. Jika Anda pernah mengalami infeksi usus, cacingan, atau mengidap typhus beberapa tahun silam, bisa jadi pada akhirnya Anda akan mengidap IBS. Selain itu, perubahan pola makan atau adanya alergi makanan juga bisa berkaitan dengan timbulnya penyakit ini.
Yang tidak ketinggalan pentingnya adalah faktor psikososial, seperti misalnya stres. Seperti halnya penyakit maag yang bisa dipicu oleh tekanan pada psikologis seseorang, IBS pun bisa disebabkan karena deraan stres. “Tanggapan seseorang terhadap stimulus dari luar bisa berbeda-beda. Bisa saja seseorang menanggapi stres dengan kekhawatiran dan debaran jantung yang makin cepat, sementara yang lainnya akan menderita IBS. Tidak diketahui bagaimana persisnya seseorang bisa demikian,” kata Dr. Imran.
Meski sudah ada keluhan dan penyebabnya sudah ditemukan, Anda tak bisa segera menyatakan diri Anda mengidap IBS. Pasalnya, ada kriteria yang perlu dipenuhi untuk menegakkan diagnosis akan penyakit ini, yang disebut Kriteria
Wanita Lebih Rentan
Kelainan fungsional usus konon lebih banyak diderita oleh golongan dewasa muda hingga usia 30-40 tahun. Yang menarik, jumlah penderitanya di wilayah perkotaan pun semakin meningkat. Selain itu, sekitar duapertiga dari penderitanya ternyata adalah wanita. Hal ini kemungkinan dikarenakan wanita memang secara psikologis merupakan kaum yang lebih sensitif. “Di negara-negara maju, jumlah wanita penderita IBS sudah mencapati tigaperempat dari jumlah populasi keseluruhan. Dari angka itu, hanya sekitar 20-30% yang berkonsultasi pada dokter. Artinya, keluhan ini memang sebenarnya cenderung ringan, sehingga orang kebanyakan merasa bisa mengatasinya dengan obat bebas yang dijual di pasaran,” papar Dr. Imran.
Jadi, ada baiknya Anda mulai meningkatkan kesadaran diri sejak kini. Bila sejauh pengamatan Anda sering mengalami keluhan-keluhan yang merupakan gejala khas IBS dalam irama yang cukup sering dan teratur, ada baiknya Anda segera berkunjung ke dokter dan memaparkan keluhan Anda secara menyeluruh. Hal ini akan sangat membantu proses pengobatan Anda. Pengobatan terhadap IBS bersifat simptomatik, artinya mengobati sesuai dengan gejala yang menonjol. Kemungkinan untuk sembuh 100% bergantung pada kondisi pasien itu sendiri. Terutama, bila ini berkaitan dengan faktor psikososial. Bila Anda termasuk orang yang sensitif, dokter mungkin akan bekerjasama dengan spesialis kejiwaan, agar latar belakang kejiwaan Anda pun bisa dilihat. “Yang perlu diingat, IBS merupakan gangguan penyakit yang tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor. Jadi, untuk menyembuhkannya pun tidak mudah,” tutup Dr. Imran.
Source : Cosmo
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home